Pekerjaan timbunan merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan konstruksi, khususnya pada pembangunan jalan dan infrastruktur lainnya. Di balik perannya yang strategis dalam membentuk elevasi dan kestabilan tanah, pekerjaan timbunan menyimpan berbagai potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Oleh karena itu, penerapan keselamatan kerja melalui pendekatan Job Safety Analysis (JSA) menjadi sangat penting agar setiap tahapan pekerjaan dapat dilaksanakan secara aman, terkendali, dan sesuai standar.
Job Safety Analysis adalah metode sistematis untuk mengidentifikasi potensi bahaya pada setiap langkah pekerjaan, menilai risiko yang mungkin timbul, serta menetapkan langkah pencegahan yang tepat. Dalam pekerjaan timbunan, JSA berperan sebagai pedoman kerja agar seluruh tenaga kerja memahami risiko yang dihadapi dan cara mengantisipasinya sebelum pekerjaan dimulai.
Tahap awal pekerjaan timbunan adalah pengukuran dan pematokan. Pada tahapan ini, potensi bahaya cukup beragam, mulai dari gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum, risiko luka akibat penggunaan meteran yang tidak tepat, hingga kecelakaan yang disebabkan oleh pengaturan lalu lintas yang kurang baik. Selain itu, jenis peralatan yang digunakan serta metode pemasangan patok yang tidak sesuai juga dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Dalam JSA, bahaya-bahaya tersebut diidentifikasi sejak awal dan diantisipasi melalui penggunaan perlengkapan kerja standar, pemilihan meteran sesuai spesifikasi, pengaturan lalu lintas yang aman, serta penggunaan alat dan metode pemasangan patok yang benar sesuai ketentuan teknis.
Tahap berikutnya adalah pekerjaan pemadatan, yang memiliki tingkat risiko lebih tinggi karena melibatkan alat berat dan aktivitas di area lalu lintas terbuka. Potensi bahaya yang sering muncul pada tahap ini antara lain kecelakaan akibat pengaturan lalu lintas yang tidak memadai, kecelakaan karena operasional alat berat di lokasi pemadatan, serta risiko tergelincir atau terguling akibat metode penimbunan yang tidak tepat, terutama pada jalan tanjakan. Dalam konteks JSA, setiap risiko tersebut dianalisis dan dikendalikan melalui penerapan pengaturan lalu lintas sesuai standar keselamatan, penugasan operator alat berat yang berpengalaman dan bersertifikat, serta penerapan metode penimbunan yang benar dan aman sesuai kondisi lapangan.
![]() |
| Proses pemadatan timbunan menggunakan alat berat seperti compactor atau roller. |
Tahap penyiraman dalam pekerjaan timbunan sering dianggap sederhana, namun tetap memiliki potensi bahaya, terutama gangguan kesehatan akibat debu yang beterbangan saat proses berlangsung. Debu dapat mengganggu pernapasan dan menurunkan kenyamanan kerja, bahkan berpotensi menyebabkan penyakit saluran pernapasan jika terpapar secara terus-menerus. Dalam Job Safety Analysis, bahaya ini dikendalikan dengan mewajibkan pekerja menggunakan masker dan perlengkapan kerja standar sebagai bentuk perlindungan diri yang paling dasar namun sangat efektif.
![]() |
| Kegiatan penyiraman pada timbunan untuk mengurangi debu. Debu yang beterbangan menjadi bahaya utama bagi kesehatan pekerja. |
Secara keseluruhan, penerapan Job Safety Analysis pada pekerjaan timbunan bukan hanya bersifat administratif, tetapi merupakan bagian integral dari budaya keselamatan kerja. Dengan mengidentifikasi bahaya, memahami risiko, dan menerapkan langkah pencegahan yang tepat pada setiap tahapan pekerjaan—mulai dari pengukuran dan pematokan, pemadatan, hingga penyiraman—angka kecelakaan kerja dapat ditekan secara signifikan. Keselamatan tenaga kerja bukan hanya kewajiban hukum, melainkan juga investasi jangka panjang untuk menjamin kelancaran proyek, kualitas pekerjaan, dan kesejahteraan seluruh pihak yang terlibat.



0 Komentar
Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Silahkan masukkan komentar anda