Evaluasi Kinerja Dana Bergulir Triwulan I Tahun 2006 di Kabupaten Bengkulu
Utara
Oleh : Anton Sutrisno
Abstrak
Bengkulu Regional Development Project (BRDP) merupakan program pengentasan
kemiskinan dan penguatan ekonomi perdesaan yang didanai Bank Dunia dan telah
berakhir masa proyeknya. Pasca berakhirnya
pendanaan eksternal, Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Utara mengambil alih
pengelolaan program dengan fokus utama pada keberlanjutan dana bergulir dan
pemeliharaan aset desa. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan dan
kinerja program BRDP pada Triwulan I Tahun 2006, dengan menitikberatkan pada
perkembangan dana bergulir, kinerja Unit Pengelola Keuangan Desa (UPKD), serta
tantangan kelembagaan pada masa transisi pascaproyek. Metode yang digunakan
adalah analisis deskriptif terhadap laporan pelaksanaan kegiatan. Hasil kajian
menunjukkan bahwa meskipun secara kelembagaan manajemen program belum berjalan
optimal akibat kendala administratif, kegiatan dana bergulir di tingkat desa
tetap berlangsung dengan tingkat pengembalian kumulatif mencapai 84,6 persen.
Temuan ini mengindikasikan bahwa BRDP memiliki fondasi sosial-ekonomi yang kuat
di masyarakat, namun memerlukan penguatan tata kelola dan dukungan kebijakan
daerah agar keberlanjutannya dapat terjaga secara berkelanjutan.
Kata kunci: BRDP, dana bergulir, UPKD, pembangunan perdesaan, Bengkulu Utara
![]() |
| Kegiatan Pelatihan UPKD BRDP di Kabupaten Bengkulu Utara |
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program pembangunan berbasis masyarakat menjadi salah satu pendekatan
strategis dalam pengentasan kemiskinan dan penguatan ekonomi lokal, terutama di
wilayah perdesaan. Bengkulu Regional Development Project (BRDP) merupakan salah
satu program pembangunan wilayah yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menjaga
keberlanjutan lingkungan hidup, khususnya di kawasan penyangga Taman Nasional
Kerinci Seblat (TNKS).
Selama masa implementasinya, BRDP didukung oleh pendanaan Bank Dunia dan
berhasil membangun berbagai aset fisik maupun sosial, termasuk pengembangan
skema dana bergulir yang dikelola oleh Unit Pengelola Keuangan Desa (UPKD).
Berakhirnya masa proyek membawa tantangan tersendiri, terutama terkait
keberlanjutan program, kesiapan kelembagaan lokal, dan peralihan tanggung jawab
pengelolaan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Utara.
Triwulan I Tahun 2006 merupakan periode transisi penting, di mana program
BRDP telah memasuki fase pascaproyek namun masih menghadapi keterbatasan dalam
aspek manajemen dan pendanaan operasional. Oleh karena itu, evaluasi terhadap
kondisi aktual pelaksanaan program pada periode ini menjadi penting sebagai
dasar perumusan kebijakan keberlanjutan di tingkat daerah.
1.2 Gambaran Umum Pelaksanaan
Kegiatan
Pada Triwulan I Tahun 2006, pelaksanaan kegiatan BRDP di Kabupaten Bengkulu
Utara secara manajemen program belum berjalan secara optimal. Hal ini
disebabkan oleh belum tuntasnya proses administratif terkait penganggaran dan
pembentukan organisasi pelaksana kegiatan di bawah kewenangan pemerintah
daerah.
Namun demikian, kegiatan lapangan di tingkat desa dan kecamatan masih tetap
berlangsung. Skema dana bergulir yang telah dibangun pada masa proyek
sebelumnya terus berjalan meskipun dengan kinerja yang relatif menurun
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pendampingan terhadap UPKD masih dilakukan
oleh fasilitator secara swadaya, tanpa dukungan kontrak formal, yang
menunjukkan adanya komitmen sosial dari para pendamping sekaligus
ketergantungan program terhadap peran individu.
Kondisi ini menggambarkan adanya kesenjangan antara kesiapan administratif
di tingkat kabupaten dan dinamika kebutuhan operasional di tingkat desa.
Diharapkan dengan selesainya proses administrasi pada bulan-bulan berikutnya,
manajemen kegiatan dapat kembali berjalan secara normal dan tenaga pendamping
lapangan dapat dikontrak secara resmi.
1.3 Tujuan Program
Pascaberakhirnya masa proyek Bank Dunia, tujuan utama BRDP tetap
dipertahankan, yaitu:
- Mengentaskan
kemiskinan masyarakat perdesaan melalui penguatan akses permodalan dan
kegiatan ekonomi produktif.
- Meningkatkan
pertumbuhan ekonomi desa-desa yang memiliki potensi untuk dikembangkan.
- Menjaga
kelestarian lingkungan, khususnya di kawasan sekitar Taman Nasional
Kerinci Seblat, melalui pendekatan peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat.
Tujuan-tujuan tersebut menjadi landasan keberlanjutan program BRDP
pascaproyek dan sekaligus menjadi indikator keberhasilan pengelolaan oleh
pemerintah daerah.
1.4 Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan BRDP pascaproyek pada Triwulan I Tahun 2006 difokuskan
pada dua aspek utama, yaitu menjaga keberlanjutan kegiatan dana bergulir serta
melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana desa yang telah dibangun.
Dana bergulir dipandang sebagai instrumen utama dalam menjaga dampak ekonomi
program, sementara pemeliharaan aset fisik menjadi prasyarat penting bagi
keberlanjutan manfaat jangka panjang.
| Indikator | Capaian |
|---|---|
| Modal awal BRDP | Rp16,59 M |
| Total perguliran | Rp40,72 M (2,45x) |
| Desa sasaran | 108 desa |
| Penerima manfaat | 27.717 orang |
| Tingkat pengembalian | 84,6% |
BAB II
PERKEMBANGAN KEGIATAN DANA BERGULIR
2.1 Permodalan UPKD
Hingga akhir tahun 2005, total realisasi dana BRDP untuk kegiatan dana
bergulir di Kabupaten Bengkulu Utara mencapai Rp16,59 miliar yang disalurkan
kepada 108 desa sasaran. Dana tersebut telah mengalami perguliran hingga
mencapai nilai Rp40,72 miliar atau sekitar 2,45 kali dari modal awal. Tingkat
perguliran ini menunjukkan bahwa skema dana bergulir memiliki daya ungkit
ekonomi yang cukup signifikan.
Perguliran tertinggi tercatat pada desa-desa Tahap III dengan rasio 2,94,
sementara desa Tahap I menunjukkan rasio terendah sebesar 1,00. Variasi ini
mencerminkan perbedaan kapasitas kelembagaan, pengalaman pengelolaan, serta
kondisi sosial-ekonomi antarwilayah.
Selain dana awal BRDP, masyarakat juga berkontribusi melalui penghimpunan
modal swadaya dalam bentuk simpanan di UPKD yang mencapai Rp888,97 juta.
Kontribusi ini meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela,
serta saham anggota. Meskipun secara proporsi hanya mencapai sekitar 0,05
persen dibandingkan modal BRDP, partisipasi ini menunjukkan adanya rasa
memiliki masyarakat terhadap lembaga keuangan desa.
2.2 Kinerja Perguliran Dana
Program dana bergulir BRDP telah memberikan manfaat kepada 27.717 orang
pemanfaat, terdiri dari 20.472 laki-laki dan 7.245 perempuan. Total perputaran
dana mencapai Rp40,72 miliar, dengan jumlah peminjam aktif sebanyak 12.509
orang dan nilai pinjaman Rp19,67 miliar.
Tingkat pengembalian pinjaman secara kumulatif mencapai 84,6 persen.
Desa-desa Tahap IV dan V menunjukkan tingkat pengembalian yang sangat baik,
masing-masing sebesar 92,61 persen dan 97,09 persen. Sebaliknya, desa-desa
Tahap I menunjukkan tingkat pengembalian terendah, yaitu 36,53 persen, yang
mengindikasikan perlunya perhatian khusus dan strategi penanganan yang lebih
intensif.
Total tunggakan pinjaman mencapai Rp5,44 miliar, dengan nilai pinjaman
jatuh tempo sebesar Rp3,59 miliar atau sekitar 65,96 persen dari total
tunggakan. Kondisi paling kritis terjadi pada desa-desa Tahap I di Kecamatan
Napal Putih, di mana hampir seluruh tunggakan telah jatuh tempo. Meski
demikian, jika dibandingkan dengan total nilai penyaluran pinjaman, nilai jatuh
tempo ini hanya sekitar 8,81 persen, yang masih dapat dikelola dengan
pendekatan pembinaan dan penagihan yang tepat.
2.3 Pola Jenis Usaha Peminjam
Sebagian besar pinjaman digunakan untuk usaha produktif di sektor
perkebunan (33,69 persen) dan perdagangan (32,39 persen). Sektor pertanian
menyusul dengan 21,05 persen, sementara sektor lain seperti perikanan, jasa,
peternakan, industri kecil, dan kerajinan memiliki porsi yang lebih kecil.
Komposisi ini menunjukkan bahwa dana bergulir BRDP berperan penting dalam
mendukung sektor-sektor ekonomi riil yang menjadi tulang punggung perekonomian
perdesaan. Dominasi sektor perkebunan dan perdagangan juga mencerminkan
karakteristik ekonomi Kabupaten Bengkulu Utara yang berbasis sumber daya alam
dan aktivitas niaga lokal.
2.4 Kondisi Kas dan Bank
Pada akhir Maret 2006, posisi kas UPKD tergolong tinggi dengan saldo kas
sebesar Rp1,02 miliar dan simpanan di bank sebesar Rp560,53 juta. Tingginya
saldo kas dapat diinterpretasikan sebagai indikasi kehati-hatian pengelola,
namun juga dapat mencerminkan belum optimalnya penyaluran dana akibat kendala
manajerial dan ketidakpastian kelembagaan pascaproyek.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian terhadap pelaksanaan BRDP pada Triwulan I Tahun
2006 di Kabupaten Bengkulu Utara, dapat disimpulkan bahwa:
- Program dana
bergulir BRDP telah menyalurkan dana sebesar Rp40,72 miliar kepada 27.717
pemanfaat dan menunjukkan tingkat perguliran yang relatif tinggi.
- Tingkat
pengembalian pinjaman secara kumulatif mencapai 84,6 persen, dengan
kinerja terbaik pada desa-desa Tahap IV dan V.
- Kontribusi
modal swadaya masyarakat masih relatif kecil, yakni sekitar 0,05 persen
dari total modal BRDP, namun memiliki nilai strategis dalam memperkuat
rasa kepemilikan lokal.
- Tantangan
utama pascaproyek terletak pada aspek kelembagaan, tata kelola, dan
kesinambungan pendampingan lapangan.
3.2 Rekomendasi
Untuk menjaga keberlanjutan BRDP pascaproyek, diperlukan langkah-langkah
strategis berupa penguatan kelembagaan UPKD, penyelesaian aspek administratif
dan penganggaran oleh pemerintah daerah, serta peningkatan kapasitas pendamping
lapangan. Dengan dukungan kebijakan yang konsisten, BRDP berpotensi menjadi
model pembangunan perdesaan berkelanjutan yang berbasis masyarakat dan ekonomi
lokal.
(Anton Sutrisno, JFMA kegiatan dana bergulir BRDP di Kabupaten Bengkulu Utara


0 Komentar
Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Silahkan masukkan komentar anda