Oleh: Anton Sutrisno, SP. MSi.
Jembatan Penggaron Tol Semarang Bawen KM 20 - 21 |
Tapak proyek jembatan tol Km 20-21 dibangun diatas permukaan lahan menghubungkan dua bukit diatas satu jurang/ lereng curam serta tebing terjal. Saat ini jembatan masih dioperasikan. Sehingga menimbulkan dampak perubahan kualitas udara seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan yang melintas jembatan penggaron.
Ketika pekerjaan perbaikan konstruksi pondasi dan peningkatan stabilitas lereng dilaksanakan pemantauan dampak lingkungan khusunya pada pemantauan udara ambien.
Pengukuran kualitas udara ambien, termasuk partikel debu total (Dust Suspended Particulate) mengacu kepada SNI 19-7119.9-2005. Menggunakan alat-alat Graseby Dust Sampler, Gas Impinger.
Graseby (Dust Sampler) dipasangi filter dan pompa vakum dinyalakan selama 1-3 jam (cuaca kering), maksimal 7 jam (cuaca basah, malam hari) selama durasi 24 jam untuk mendapatkan 2 contoh, masing-masing mewakili siang dan malam hari.
Setelah selesai, filter diangkat dan disimpan dalam kemasan plastik agar tidak lembab. Filter ditimbang di laboratorium untuk mengetahui berat debu yang tertangkap dan akan diketahui volume debu di lokasi sampling.
Graseby (Dust Sampler) dipasangi filter dan pompa vakum dinyalakan selama 1-3 jam (cuaca kering), maksimal 7 jam (cuaca basah, malam hari) selama durasi 24 jam untuk mendapatkan 2 contoh, masing-masing mewakili siang dan malam hari.
Setelah selesai, filter diangkat dan disimpan dalam kemasan plastik agar tidak lembab. Filter ditimbang di laboratorium untuk mengetahui berat debu yang tertangkap dan akan diketahui volume debu di lokasi sampling.
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel Perbandingan Hasil Uji kualitas Udara Ambien di Sekitar Jembatan Penggaron Km 20-21 Tahun 2014 dan 2016
No
|
Parameter
|
Satuan
|
Hasil Pemeriksaan Saat O & P*
|
Baku Mutu (BM)
|
Keseimpulan Perubahan
|
|
Th 2014
|
Peningkatan
stabilitas I
Th 2016
|
|||||
1
|
Nitrogen Diaoksida
(NO2)
|
µg/Nm³
|
0,706
|
21,91
|
316
|
Meningkat, tetapi masih dibawah BM
|
2
|
Sulfur Diaoksida (SO₂)
|
µg/Nm³
|
1,209
|
Lebih kecil dari 12,62
|
632
|
Menurun
|
3
|
Oksigen (O2)
|
µg/Nm³
|
2,183
|
25,98
|
200
|
Meningkat tetapi masih dibawah BM
|
4
|
Amoniak (NH₃)
|
Ppm
|
0,002
|
0,080
|
2
|
Meningkat tetapi masih dibawah BM
|
5
|
Karbon Monoksida (CO)
|
µg/Nm³
|
4.009
|
340,7
|
15.000
|
Menurun
|
6
|
Hidrogen Sulfida(H₂S)
|
Ppm
|
0,002
|
0,001
|
0,02
|
Menurun
|
7
|
Debu (TSP)
|
µg/Nm³
|
39,0
|
105,91
|
230
|
Meningkat tetapi masih dibawah BM
|
8
|
Kebisingan Alat di
Daerah Resiko Bising (4 jam)
|
dB(A)
|
53,7
|
60
|
75
|
Meningkat tetapi masih dibawah BM
|
9
|
Getaran
|
mm/dtk
|
-
|
0,01
|
40
|
Masih dibawah BM
Getaran
|
Berdasarkan data diatas dapat dilaporkan bahwa parameter fisika mengalami perubahan (meningkat dan menurun) secara alamiah. Sedangkan parameter kimia dibawah baku mutu yang ditentukan, berarti pengaruh kegiatan konstruksi tidak menimbulkan dampak nyata, atau dapat ditegaskan masih memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan pemerintah.
Secara umum perubahan kualitas lingkungan udara masih memenuhi standar mutu sesuai ketentuan yang berlaku, Adapun dampak lingkungan lainnya tidak menimbulkan kerugian atau resiko yang membahayakan pekerja, masyarakat maupun pengguna jalan, tetapi justru akibat konstruksi jembatan penggaron bermanfaat meningkatkan kualitas konstruksi, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan tercipta persepsi positif bagi pengguna jalan tol.
0 Komentar
Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Silahkan masukkan komentar anda