Etnoekologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dan ekologi sebagai jembatan
penghubung antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan kemasyarakatan
melalui kronologi waktu sehingga menggambarkan suatu kekhasan atau spesifikasi
ekologi tertentu akibat adanya bentuk-bentuk interaksi manusia (sumber
Wikipedia). Etnoekologi berupaya menggambarkan lingkungan sebagimana lingkungan
difahami oleh masyarakat di sekitarnya.
Menurut IGP
Suryadarma (2012) nilai yang muncul berasal dari gejala biofisik dan perilaku
manusia. Nilai nilai yang dapat dikembangkan dalam entnoekologi adalah:
- · Kearifan lokal
Kearifan lokal ini yang merupankan pola pemanfaatan alam kelompok
masyarakat sesuai dengan keunikannya. Aktivitas masyarakat dalam pengelolaan
sumbedaya alam secara alamiah yang mengutamakan kebijaksanaan. Kebijaksanaan
ini lahir dari hasil interaksi secara mendalam dengan keunikan alam
lingkungannya. Kebijaksanaan ini muncul dalam bentuk kaidah tertentu dalam
memanfaatkan lingkungananya sesuai dengan jenis dan sifatnya.
- · Kepercayaan,
Nilai ini yang menghasilkan kemandirian hidup kelompok masyarakat
tertentu yang ada di Indonesia seperti masyarakat Badui, Tengger, Tenganan dan
Dayak, yaitu kemampuan masyakart untuk mencermati hubungan peristiwa alam dan kaidahnya
dalam pemanfaatan sumberdaya alam. Dari kepercayaan ini muncul pola produksi
atau pola pemanfaatan sumberdaya alam yang ada di sekitar masyarakat, seperti
saat kapan yang tepat untuk pemanfaatan suatu sumberaya alam, jenis apa saja
yang boleh dan tidak boleh, berikut tata cara pemanfaatanya.
- · Keagamaan
Dari nilai kepercayaan tersebut pada intinya adalah memanfaatkan
sumberdaya alam dengan bijaksana tidak serakah dan semaunya ini adalah relevan
dengan nilai keagamaan. Manusia ditugaskan sebagai khalifah di muka bumi agar
mengelola dengan baik untuk kemanfaatan umat manusia dan jangan berbuat
kerusakan. Berbuat kerusakan ini dapat dimaknai tindakan yang tidak
memperhatikan karakteristik dan sifat alam.
- · Pengetahuan,
Sesuatu pemahaman yang berkembang dan muncul akibat dari kemampuan
kelompok masyarakat dalam memilah dan memilih dengan menyesuaikan keuanikan
alam sekitarnya dalam memenuhi kebutuhannya. Pengetahuan ini diperoleh dari
proses yang lama sebagai landasan masyarakat tersebut dalam memenhui kebutuhan
hidupnya. Akan tetapi ada perbedaaan pengetahuan ini dengan pengetahuan
“modern” yaitu pada pengetahuan yang tunduk pada “perilaku alam” yang merupakan
karakteristik biofisik yang ada. Sehingga sifat pengetahuan ini tunduk pada
alam bukan menguasai alam.
- · Tujuan dan pandangannya
Nilai-nilai
etnoekologi apabila tetap dilestarikan akan mampu mengimbangi kerusakan alam.
Akan tetapi nilai-nilai entoekologi ini terkikis oleh pengetahuan modern yang
berpusat pada manusia (etnosentris), sehingga kegiatan yang dilakukan adalah
dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia tanpa memperhatikan keseimbangan alam.
Pada manusia yang tidak tinggal pada lingkungan yang memiliki nilai etnoekologi
seperti pada suku-suku yang telah berbudaya menghargai alam, maka perlu
diberikan pengetahuan dan nilai etnoekologi dari sejak dini dalam bentuk
pembiasaan di lingkungan rumah dan sekolah.
Baca Juga :
Baca Juga :
- Penyebab Punahnya Kearifan Lokal.
- Kearifan Lokal Dapat Menyelamatkan Bumi.
- Contoh Perubahan Sosial dalam Pengelolaan SDA/Lingkungan.
- Kearifan Lokal di Bengkulu.
0 Komentar
Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Silahkan masukkan komentar anda