Oleh
:
Anton
Sutrisno, Satria Putra Utama, dan Wiryono
Government programs usually have good performance in project implementation period. The sustainability was often a problem. The purposes of this research were to know PNPM
LMP success achieved accordance with indicator in Operational Technical Guidance
of Program in Kabupaten Bengkulu Utara. The used methods for analysis were
descriptive analysis, comparative analysis and Tobit Model regression analysis.
The success indicator were community self effort, maintenance of asset, object
quantity poor community group, village institutions involved. Assumed push
factor the program successfully were technical aspect, social aspect and
environment aspect. Tobit Model Analysis result was show success
of PNPM LMP in Kabupaten Bengkulu Utara supported by technical, social and
environment aspect. Included technical aspect support were TPK’s education,
KTD’s experience, seed and local material available and asisstance from LSM
supporting. Social aspect support were included sum of poor household,
community patisipation, sum of worker, and no conflict during implementation.
Environment aspect supports were bed condition environment early and there were
not damaged by animal husbandary.
ٍKeyword:
kajian, implementasi, pemberdayaan masyarakat.
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010 (BPS,
2010), jumlah penduduk Kabupaten Bengkulu Utara adalah 256.358 orang, yang
terdiri atas 131.829 laki-laki dan 124.529 perempuan. Kepadatan penduduk,
membutuhkan sumberdaya yang sangat besar. Kebutuhan ini akan semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Sejak tahun 2010 di Kabupaten Bengkulu Utara menjadi sasaran program PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan (PNPM LMP). Melalui PNPM LMP diharapkan akan terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat perdesaan akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup dan sumberdaya alam yang ada (Dirjen PMD, 2010).
Program pemerintah biasanya berjalan baik selama periode pelaksanaan proyek. Keberlanjutan sering menjadi permasalahan, terutama sekali berkaitan dengan pemeliharaan dan pemanfaatannya. Pelaksanaan PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan lingkungan di tingkat desa. Kegiatan yang disepakati di masyarakat merupakan kegiatan berdasarkan pada potensi lokal. Akan tetapi pada proses tahapan program dalam penentuan prioritas kegiatan sering terpilih pogram yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan yang utama. Hal ini dapat disebabkan adanya keterbatasan pemahaman di tingkat pelaku baik di desa maupun di tingkat kecamatan, keterbatasan sumber dan informasi teknologi, seperti bibit dan sarana teknologi penunjang lainnya yang harus didatangkan dari luar desa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: Mengetahui pencapaian keberhasilan pelaksanaan PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan sesuai dengan indikator yang tertuang pada Petunjuk Teknis Operasional, yaitu swadaya masyarakat, kegiatan yang terpelihara, jumlah sasaran masyarakat miskin dan kelembagaan di desa yang ikut berpartisipasi.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian
dilaksanakan pada bulan September – Desember 2012. Lokasi penelitian ditentukan
secara purposif pada tiga kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara yaitu Kecamatan Lais, Putri Hijau dan Giri
Mulya.
Pengumpulan Data
Sampel ditentukan
secara purposif, yaitu pelaku yang terlibat langsung pada pelaksanaan kegiatan
PNPM LMP di desa lokasi penelitian, yaitu personal yang berkecimpung langsung. Seperti
Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan
Kader Teknis Desa (KTD). Besarnya sampel
ditentukan menggunakan metode Slovin (Kuontur, 2003).
Data primer diperoleh melalui wawancara terarah dengan metode FGD (Focus Group Discussion) dengan berpedoman pada kuesioner yang telah disusun. FGD dilakukan di tingkat kecamatan terhadap pelaku yang dijadikan sebagai sampel atau responden. Apabila data yang didapat belum memadai maka dilanjutkan pengamatan lapangan ke tingkat desa.
Pengolahan data diawali dengan pengkodean atas jawaban kuesioner yang diberikan oleh responden. Pilihan jawaban atas pertanyaan kuesioner diberikan skor. Hasil tabulasi di verifikasi dan di rekap sesuai dengan kebutuhan analisis selanjutnya. Sebelum dilakukan perhitungan regresi Tobit Model data indikator keberhasilan diseragamkan sehingga memiliki bobot yang sama (Kountur, 2003). Penyeragaman dilakukan dengan cara membagi data indikator terhadap target keberhasilan. Apabila melebihi target maka angka tertinggi tetap 1. Sedangkan angka yang mendekati 0 yaitu <=0,2 maka dijadikan angka 0.
Metode Analisis Data
Perhitungan regresi tobit model harus ada data yang
tersensor, apabila pada variabel Y (indikator keberhasilan) tidak terdapat
nilai 0, maka angka terendah menjadi 0 (sensor bawah). Pensensoran ini
dilakukan hingga diperoleh persamaan yang maksimal. Pada penelitian ini sensor
bawah tercapai pada angka 0,1 sehingga Y ≤ 0,1 = 0 dan sensor atas adalah 1
sehingga Y ≥ 1 = 1.
Analisis data yang digunakan adalah Analisis deskriptif, komparatif dan regresi Tobit Model. Analisis Deskriptif, digunakan untuk melakukan kajian indikator keberhasilan program yaitu swadaya masyarakat, kegiatan yang terpelihara, jumlah masyarakat miskin yang menjadi sasaran, dan kelembagaan yang terlibat kegiatan. Analisis Komparatif, digunakan untuk mengkaji implementasi PNPM LMP dengan petunjuk teknis, hasil evaluasi program secara internal dan hasil-hasil penelitian terdahulu. Analisis Regresi Tobit Model, dipergunakan untuk melihat pengaruh dari aspek teknis, sosial dan lingkungan terhdap indikator keberhasilan program PNPM LMP. Persamaan matematis adalah sebagai berikut:
Y1..4 = a+
|
b12X12 + b13X13
+ b14X14
+ b14aX14a
+ b14bX14b
+ b16X16
+ b17X17 + b18X18
+ b19X19
+ b110X110
+ b21X21+ b21aX21a +b21bX21b
+b21cX21c +b23X23 +b23aX23a
+b2X24 +b25X25+b26X26
+b27X27 +b28X28 +b31X31
+b32X32 +b33X33 +b34X34
+b35X35 +b36X36 + e
|
Keterangan :
Y1 =
Swadaya Masyarakat
Y2 =
Kegiatan terpelihara
Y3 =
Jumlah Sasaran Kelompok Masyarakat Miskin
Y4 =
Kelembagaan (pokmas, poktan, klp nelayan, dasa wisma dll,)
X12 =
Jumlah Dana Kegiatan
X13 =
Jumlah Kegiatan PNPM yang telah masuk ke desa
X14 =
Pendidikan Pengurus TPK
X14a =
Pengalaman Pengurus TPK
X14b =
Pengalaman KTD
X16 =
Ketersediaan Bibit/Material lokal
X17 =
Ketersedaian tenaga ahli/Nara Sumber lokal
X18 =
Dukungan dari LSM Pendamping
X19 =
Dukungan dari Instansi Pemerintah terkait
X110 =
Ketepatan Musim dengan Pelaksananaan
X21 =
Jumlah Penduduk
X21a =
Kepala Keluarga
X21b =
KK Pemanfaat
X21c =
Rumah Tangga Miskin
X23 =
Partisipasi Masyarakat
X23a =
Angkatan kerja
X24 =
Pemanfaat Kegiatan
X25 =
Manfaat Sosial Ekonomi
X26 =
Konflik yang timbul selama kegiatan
X27 =
Dukungan Pemerintah Desa dan BPD
X28 =
Dukungan Adat (local wisdom)
X31 =
Menjawab Masalah Lingkungan
X32 =
Kondisi Lingkungan awal
X33 =
Jarak rumah dengan lokasi kegiatan
X34 =
Kepemilikan lahan
X35 =
Gangguan hewan ternak
X36 =
Gangguan Alam
e = error
a = intersep
b1..3 = koefisen regresi
Untuk melihat
peranan variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat, dilakukan
uji perbandingan kemungkinan (log
likelhood function). Hipotesis yang akan di uji:
H0 : b1= b2=b3= 0
H1 : Paling sedikit terdapat satu > 0
Pengujian
dilakukan dengan membandingkan antara nilai χ2 (log likelihood ratio) dengan pada
Tabel Distribusi Chi-kuadrat dengan taraf signifikan α. Bila nilai χ2 > χ2(df,α),
maka Tolak H0 yang berarti bahwa variabel bebas yaitu aspek teknis,
sosial dan lingkungan secara bersama-sama (serentak) berpengaruh signifikan
terhadap indikator keberhasilan PNPM LMP.
Untuk melihat
peranan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, dilakukan uji
signifikansi parameter parsial dengan menggunakan uji t. Hipotesis yang akan di
uji:
H0 : βi = 0 (koefisien βi tidak signifikan
secara statistik)
H1 : βi ≠ 0 (koefisien βi signifikan
secara statistik)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Keberhasilan PNPM LMP
Terdapat empat indikator
keberhasilan program yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu swadaya
masyarakat, hasil kegiatan yang masih terpelihara, jumlah sasaran kelompok
masyarakat miskin, dan keterlibatan kelembagaan yang ada di desa dalam pelaksanaan kegiatan.
Terdapat empat kegiatan yang
memiliki nilai swadaya lebih dari 15%. yaitu kegiatan Penghijauan Lingkungan
Desa di Desa Wono Harjo Kecamatan Giri Mulya, Penghijauan Lingkungan Desa di
Desa Karya Pelita, Penghijauan Daerah Aliran Sungai di Desa Suka Baru, dan
Penghijauan Pantai di Desa Pasar Sebelat Kecamatan Putri Hijau. Besarnya
swadaya yang dikeluarkan adalah untuk kegiatan pemeliharaan sampai dengan penyerahan kepada Pemerintah Desa yang
selanjutnya dikelola oleh Tim Pemelihara. Pemeliharaan ini menyangkut kegiatan
penyulaman, perbaikan pagar yang rusak akibat gangguan ternak, dan lain-lain.
Pada kegiatan penghijauan di lingkungan desa, penanaman di lingkungan dilakukan
secara swadaya, dikoordinir per RW atau dusun, gotong royong.
Masyarakat masih beranggapan
bahwa kegiatan yang dibiayai oleh pemerintah adalah proyek, pelaksananya saja
yang berubah, “pemborong” proyek tersebut sekarang adalah masyarakat desa yang
terpilih sebagai TPK (Tim Pelaksana Kegiatan). Dampak yang timbul adalah
naiknya nilai barang yang tadinya tidak dijual, bisa diambil begitu saja menjadi
memiliki nilai yang cukup mahal. Hal yang sama juga dijumpai tim Evaluasi dari PNPM Support Fasilities (PSF, 2011).
Terdapat kecenderungan asset yang
bersifat bangunan fisik yang masih terpelihara. Aset yang bangunan non fisik
kurang terpelihara. Terutama sekali asset yang bersifat hidup seperti tanaman.
Kendala yang dihadapi adalah musim kemarau pada tahun 2011 yang cukup lama,
sehingga banyak tanaman yang mati. Selain faktor iklim, ada juga faktor tidak
diikutinya anjuran yang diberikan oleh tenaga teknis. Untuk tanaman tertentu
harus diberikan pelindung, seperti manggis dan durian yang sangat peka dengan
cahaya langsung.
Aset PNPM LMP yang masih
terpelihara dengan baik yaitu lebih dari 75% adalah 14 kegiatan. Terdapat 3
bangunan penahan erosi berupa bronjong yang dikombinasi dengan penghijauan. Di
Desa Giri Mulya 1 unit dan di Desa Tanjung Anom 2 Unit. Pengendalian erosi
dengan memanfaatkan akar wangi (vetiver).
Ikut sertanya kelompok masyarakat miskin dalam pelaksanaan
kegiatan dalam jangka pendek dapat memberikan manfaat mendapatkan sumber
penghasilan baru. Mereka dapat ikut berpartisipasi sebagai tenaga kerja pada
kegiatan penanaman, pemagaran dan pemeliharaan, terutama sekali kelompok
wanita.
Terdapat 100% RTM yang ikut dalam kegiatan PNPM LMP, yaitu pada kegiatan pembangunan
digester biogas, pemanfaatnya adalah RTM dan pekerjanya juga RTM, akan tetapi
jumlahnya sedikit. Berbeda dengan kegiatan penghijauan yang merupakan
kegiatan padat karya, membutuhkan tenaga banyak. Partisipasi RTM dalam bentuk tenaga
dan waktu melalui hadirnya pada setiap tahapan perencanaan dan ikut berkerja
dan bergotong royong pada saat pelaksanaan kegiatan. Akan tetapi berbeda dengan
hasil penelitian Yulianti (2012) pada PNPM Perkotaan yang melaporkan bahwa
partisipasi masyarakat miskin sangat rendah, karena mereka harus mencari
penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka tidak dapat ikut berpatisipasi
dalam kegiatan. Biasanya kelompok masyarakat miskin cenderung apatis dan pasif.
Terbentuknya lembaga baru atau
ikut sertanya lembaga yang telah ada di desa dalam pelaksanaan kegiatan PNPM
LMP menjadi keberhasilan program. Melembaganya kegiatan yang telah dibangun
berarti telah memberikan manfaat bagi masyarakat desa dan akan tetap terpelihara
kelestariannya. Akan lebih baik bila lembaga yang ikut adalah lembaga yang ada
dan telah terbina dengan baik. Seperti kelompok tani, kelompok nelayan, karang
taruna atau kelompok masyarakat lainnya. Keterlibatan kelembagaan dalam
pelaksanaan kegiatan mencapai 65%.
Regresi Tobit Model
Hasil perhitungan Regresi Tobit
model persamaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Perhitungan Regresi Tobit
Model menghasilkan nilai log-likelihood (χ2) sebesar 49.2095 > χ2(1-0,05;27) tabel
=40,1133. Maka H0 ditolak yang berarti bahwa variabel aspek teknis,
aspek sosial dan aspek lingkungan secara bersama-sama memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan indikator keberhasilan.
Variabel aspek teknis yang
memberikan pengaruh positif secara signifikan terhadap indikator keberhasilan
program PNPM LMP (Y1..4) adalah: Pendidikan pengurus TPK (EY=0,3982),
pengalaman Kader Teknis Desa (KTD) (EY=1,7435), ketersediaan bibit/material
lokal (EY=0.3251), dukungan
dari LSM pedamping
(EY=0,4727). Variabel aspek teknis menghambat atau memberikan
pengaruh negatif secara signifikan terhadap keberhasilan program adalah Jumlah
dana kegiatan (EY=-0,7657), jumlah kegiatan PNPM yang telah masuk ke
desa (EY=-0,2799), pengalaman pengurus TPK (EY=-1,9229),
dukungan dari instansi pemerintah terkait (EY=-0,502), dan ketepatan
musim dengan pelaksanaan kegiatan (EY=-1,1891).
Tabel
1. Hasil Regresi Tobit Model Keberhasilan Program
PNPM LMP.
Variabel
|
Keterangan
|
Nilai
|
t
Hitung
|
Sig
|
E
(Y)
|
Y
|
Σ Y1 ..
Y4
|
||||
Constanta
|
1.1153
|
3.0881
|
**
|
||
X12
|
Jumlah
Dana Kegiatan
|
-0.005538
|
-6.1167
|
**
|
-0.7657
|
X13
|
Jumlah
Kegiatan PNPM yang masuk ke desa
|
-0.12073
|
-2.4186
|
**
|
-0.2799
|
X14
|
Pendidikan
Pengurus TPK
|
0.07774
|
1.9491
|
*
|
0.3982
|
X14a
|
Pengalaman
Pengurus TPK
|
-0.34386
|
-3.0665
|
**
|
-1.9229
|
X14b
|
Pengalaman
KTD
|
0.31958
|
3.0509
|
**
|
1.7435
|
X16
|
Ketersediaan
Bibit/Material lokal
|
0.057897
|
2.7949
|
**
|
0.3251
|
X17
|
Ketersedaian
tenaga ahli/Nara Sumber lokal
|
0.017065
|
0.85065
|
ns
|
0.0997
|
X18
|
Dukungan
dari LSM Pendamping
|
0.13773
|
4.509
|
**
|
0.4727
|
X19
|
Dukungan
dari Instansi Pemerintah terkait
|
-0.15336
|
-5.4999
|
**
|
-0.502
|
X110
|
Ketepatan
Musim dengan Pelaksananaan
|
-0.29721
|
-4.3999
|
**
|
-1.1891
|
X21
|
Jumlah
Penduduk
|
-0.000053
|
-0.46896
|
ns
|
-0.0439
|
X21a
|
Kepala
Keluarga
|
-0.054423
|
-1.6633
|
ns
|
-0.0792
|
X21b
|
KK
Pemanfaat
|
0.0020271
|
5.6761
|
**
|
0.3611
|
X21c
|
Rumah
Tangga Miskin
|
0.0003314
|
2.5647
|
**
|
0.194
|
X23
|
Partisipasi
Masyarakat
|
0.0057698
|
4.9542
|
**
|
0.4806
|
X23a
|
Angkatan
kerja
|
-0.0004302
|
-3.3232
|
**
|
-0.2164
|
X24
|
Pemanfaat
Kegiatan
|
-0.023174
|
-1.0479
|
ns
|
-0.1438
|
X25
|
Manfaat
Sosial Ekonomi
|
0.15207
|
4.1728
|
**
|
0.7467
|
X26
|
Konflik
yang timbul selama kegiatan
|
-0.098075
|
-0.86469
|
ns
|
-0.5261
|
X27
|
Dukungan
Pemerintah Desa dan BPD
|
0.024731
|
0.95425
|
ns
|
0.0989
|
X28
|
Dukungan
Adat (local wisdom)
|
-0.000053
|
-0.46896
|
ns
|
-0.0439
|
X31
|
Menjawab
Masalah Lingkungan
|
0.011955
|
0.54168
|
ns
|
0.0348
|
X32
|
Kondisi
Lingkungan awal
|
0.074505
|
3.8152
|
**
|
0.2473
|
X33
|
Jarak
rumah dengan lokasi kegiatan
|
-0.036655
|
-1.2361
|
ns
|
-0.225
|
X34
|
Kepemilikan
lahan
|
0.043685
|
1.3652
|
ns
|
0.1609
|
X35
|
Gangguan
hewan ternak
|
-0.095433
|
-3.8263
|
**
|
-0.5467
|
X36
|
Gangguan
Alam
|
0.0098069
|
0.45913
|
ns
|
0.049
|
Log -
likelihood Function
|
49.2095
|
**
|
|||
MSE(Mean
Square Error
|
0.003943
|
||||
Catt:
|
t tabel
(5%)
|
2.0518
|
|||
t tabel
(10%)
|
1.7033
|
||||
χ tabel
(5%)
|
40.1133
|
||||
χ tabel
(10%)
|
36.7412
|
Pendidikan pengurus memberikan
pengaruh positif terhadap keberhasilan dengan elastisitas 39,8%. Pekerjaan
pengurus dalam pengelolaan administrasi dan keuangan yang baik memperlancar
proses baik pencairan dana mupun pertanggunggjawaban pekerjaan pada saat Musyawarah
Desa Pertanggungjawaban.
Pengalaman pengurus berpengaruh
negatif terhadap keberhasilan program. Secara teroritis diharapkan pengalaman
memberikan pengaruh positif. Berdasarkan jawaban reponden pengurus yang
berpengalaman cukup sebanyak 40%, kurang berpengalaman 32,5%, belum
berpengalaman 22,5% dan 5 % tidak berpengalaman.
KTD (Kader Teknis Desa) memeliki
peran yang sangat signifikan. Terdapat 40% responden yang menyatakan KTD
memiliki pengalaman dan yang belum berpengalaman ada 25%. KTD memimpin langsung
pelaksanaan kegiatan dari persiapan lahan hingga pemeliharaan. KTD mengatur
tahapan pelaksanaan kegiatan.
Hasil perhitungan Elastisits (EY)
pada variabel ketersediaan bibit / material lokal memperoleh 0.3251 yang
berarti bahwa ketersediaan bibit dan material lokal memberikan peningkatan yang
positif terhadap keberhasilan program secara keseluruhan 32,51%. Semakin banyak
tersedia bibit atau material lokal maka akan semakin berhasil kegiatan PNPM
dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan persyaratan awal dari munculnya usulan
kegiatan yang diajukan oleh desa harus berdasarkan potensi yang ada. Dengan
tersedianya bibit atau material lokal akan memudahkan masyarakat melakukan
pemeliharaan, sehingga keberlanjutan hasil tetap lestari.
Dukungan dari LSM pendamping
memberikan pengaruh positif yang signifikan. Intensitas pendampingan dalam pelaksanaan
kegiatan. Pendampingan difokuskan pada kegiatan yang membutuhkan keahlian
khusus. Dukungan program terhadap LSM Pendamping cukup tinggi, dengan
penerbitan manual dan pelatihan-pelatihan terhadap para pelaku PNPM LMP
(Wijayanto dkk., 2011).
Keberhasilan PNPM LMP (Y1..4)
didorong secara signifikan oleh variabel aspek sosial sebagai
berikut: jumlah Rumah Tangga Miskin
(RTM) (EY=0,3611), partisipasi masyarakat (EY=0,194),
jumlah angkatan kerja yang terserap (EY = 0,4806), tidak adanya
konflik yang timbul selama kegiatan (EY=0,7467). Sedangkan variabel
aspek sosial yang memberikan pengaruh negatif secara signifikan adalah jumlah
pemanfaat kegiatan (EY =-0.2164).
Pemanfaat bernilai negatif karena
pada kegiatan yang berhasil kebanyakan
kegiatan yang pemanfaatnya bersifat individu atau kelompok kecil, sedangkan
pada pemanfaat yang besar, seperti kegiatan penghijauan pemanfaatnya banyak.
Resiko gagalnya kegiatan cukup besar. Pada kegiatan yang bersifat individu ini
pemanfaat akan merasakan secara langsung manfaat program.
Rata-rata rumah tangga miskin
yang menjadi sasaran kegiatan sebayak
49%. Sasaran RTM terbanyak pada kegiatan
penghijauan, sedangkan sasaran RTM tersedikit
adalah pada kegiatan
pembuatan digester biogas. Pada kegiatan penghijauan lingkugan selain
menjadi sasaran lagsung sebagai penerima
manfaat, RTM juga mejadi pekerja.
Partisipasi masyarakat memberikan
pegaruh yang positif secara signifikan terhadap
keberhasilan program. Hal ini adalah ciri khas PNPM sebagai program
partisipatif (Triantara, 2011 dan Surya 2011). Elastisitas variabel partisipasi
cukup kecil yaitu 0,94. Dari hasil diskusi diperoleh bahwa ada kejenuhan
masyarakat untuk berpartisipasi pada kegiatan PNPM. Proses kegiatannya dinilai
cukup rumit. Kegiatan PNPM terlalu
banyak rapat dengan persyaratan yang kehadiran cukup tinggi hal yang sama juga
dilaporkan oleh Sufianto dkk. (2009) dan Supriyadi (2010). Bagi daerah-daerah
tertentu untuk mengumpulkan orang menghadiri rapat cukup sulit.Partisipasi
masyarakat dapat berupa kehadiran dalam musyawarah, gotong-royong pada
pelaksanaan kegiatan. Jika dihitung berdasarkan Hari Orang Kerja (HOK)
partisipasi masyarakat rata-rata per kegiatan sebesar 321,8 HOK. Perhitungan
ini tidak memisahkan partisipasi perempuan dan laki-laki. Partisipasi perempuan
dalam penyediaan konsumsi tidak dihitung.
Jumlah angkatan kerja memberikan
pengaruh signifikan terhadap keberhasilan PNPM LMP. Elastisitasnya sebesar 0.4806.
Jika dihitung berdasarkan sampel yang diambil, rata-rata angkatan kerja yang
terserap per kegiatan sebanyak 45,8 orang. Jika ditotal angkatan kerja yang
terserap dari keseluruhan sampel adalah 1.832 orang selama kurun waktu 3 tahun.
Program ini telah menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat desa yang cukup
besar.
Konflik di desa memiliki pengaruh
yang besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Biasanya konflik ini
muncul karena pengurus TPK kurang transparan. Akan tetapi ada juga faktor lain,
yaitu kurangnya pemahaman dan kesadaran warga desa akan pentingnya program.
Sosialisasi yang efektif adalah dilakukan oleh masyarakat sendiri, tetapi butuh
proses yang lama (Siregar, 2001).
Indikator keberhasilan program
PNPM LMP secara keseluruhan (Y1..4) dipengaruhi secara positif oleh
variabel aspek lingkungan sebagai berikut: kondisi lingkungan awal (EY
= 0.4376), dan tidak adanya gangguan
ternak (EY = 0.9747). Sedangkan yang menghambat keberhasilan program
adalah kegiatan yang dilaksanakan menjawab masalah lingkungan yang ada (EY
= -0.3459)
Kondisi lingkungan awal yaitu
menggambarkan kerugian yang diterima oleh masyarakat. Kondisi lingkungan awal
yang sudah sangat merugikan akan berpengaruh semakin besar keberhasilan yang
akan dicapai program. Diharapkan dengan dibangunnya kegiatan tersebut melalui
PNPM LMP tidak ada lagi kerugian masyarakat baik langsung maupun tidak
langsung.
Gangguan hewan ternak menunjukkan
angka elastisitas 54,67%. Gangguan hewan ternak ini menjadi keluhan dan juga
alasan ketidakberhasilan kegiatan. Antisipasi telah dilakukan setiap kegiatan
dialokasikan dana untuk pemagaran, akan tetapi hewan ternak yang bekeliaran
tetap merusak pagar tersebut.
Pada variabel kegiatan yang
dilaksanakan menjawab masalah lingkungan, memberikan pengaruh tidak signifikan yang
positif, karena semakin dapat diatasinya masalah lingkungan yang ada maka akan
berhasil. Terdapat kesesuaian hasil penelitian ini dengan fakta di lapangan.
Pada daerah yang permasalahan lingkungannya cukup kritis seperti ancaman abrasi
pantai dan erosi aliran sungai. Kondisi ini terjadi pada Desa Pal 30, Pasar
Lais, Dusun Raja, Air Padang, Talang Rasau, dan Taba Baru di Kecamatan Lais.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat disimpulkan
sebagai berikut: Pelaksanaan PNPM LMP di
Kabupaten Bengkulu Utara belum efektif
didukung oleh aspek teknis, sosial dan lingkungan. Dukungan aspek teknis
meliputi: pendidikan pengurus TPK, pengalaman KTD, ketersediaan bibit/material
lokal, dan dukungan dari LSM pendamping. Dukungan aspek sosial meliputi: jumlah
rumah tangga miskin (RTM), partisipasi masyarakat, jumlah angkatan kerja yang
terserap, dan tidak adanya konflik yang timbul selama pelaksanaan kegiatan. Dukungan aspek lingkungan meliputi: kondisi
lingkungan awal, dan tidak adanya gangguan hewan ternak.
DAFTAR PUSTAKA
BPS, 2010, Hasil Sesus Penduduk 2010 Kabupaten
Bengkulu Utara Angka Sementara, http://bengkulu.bps.go.id
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa, 2010. Petunjuk Teknis Operasional
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Lingkungan Mandiri Perdesaan
(PNPM-LMP). Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa, Jakarta.
Kountur, R. 2003 Metode Penelitian Untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis, Penerbit PPM, Jakarta.
PSF (PNPM Support Fasilities), 2011. Green PNPM
Evaluation Of Sub-Project Implementation Quality, Mei 2011 (tidak
dipublikasikan)
Wijayanto, A., A. A. Digdo, E. H. Wahyono, I.
Hilman, N. Sudarno, dan N. Silvana, 2011. Seni Memfasilitasi Masyarakat, Direktorat Jenderal Pembadayaan Masyarakat
dan Desa, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Jakarta.
Samandawai, S. 2001. Mikung : Bertahan dalam
Himpitan, Kajian Masyarakat Marjinal di Tasik Malaya, Yayasan Akatiga. Bandung.
Scott, J.C. 2000. Senjatannya Orang-orang Yang
Kalah Bentuk-bentuk Perlawanan Sehari-hari kaum tani. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta.
Siregar, B. B. 2001. Menelusurai Jejak
Ketertinggalan Merjut Kerukunan Melintasi Krisis, Pusat P3R YAE. Bogor.
Sofianto, A., A. F.Y. Afif, H Aratri, C. Phrita,
E. Nugroho, A. Handayani, dan T. Risandewi. 2009. Kajian Kapasitas Dan
Keberlanjutan Kelembagaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
(PNPM) Perdesaan Dan Pengelolaan Keuangan Di Unit Pengelola Kecamatan (UPK)
(Studi Kasus Di Kabupaten Temanggung dan Demak), Jurnal Litbang Provinsi Jawa
Tengah – Vol.7 No.2, Desember 2009: 201 – 212.
Supriyadi, 2010. Pengaruh Implementasi Program
Dana Pembangunan Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan di
Pangkoh Sari Kecamatan Pande Batu Kabupaten Pulang Pisau, Jurnal Ekonomi
Akuntansi, Volume 11 Nomor 2, Oktober 2011 : 152 – 162.
Surya, S. 2011. Analisis Kinerja Dana Bergulir
PNPM Mandiri di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang, Jurnal Administrasi
Bisnis (2011), Vol.7, No.2: hal. 101–117, (ISSN:0216–1249).
Triantara, A. 2011. Membangun Bangsa Dengan Cahaya
dan Cinta. CV Diantika Utama Abadi, Jakarta.
Yulianti, Y. 2012.
Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Di Kota Solok, Artikel, Program Pasca
Sarjana Universitas Andalas, Padang, tidak dipublikasikan.
0 Komentar
Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Silahkan masukkan komentar anda