Dampak Sosial Pemeliharaan Jalan Tol Semarang Bawen KM 21-22 (Jembatan Penggaron)

Oleh : Anton Sutrisno, SP. MSi.


Latar Belakang

Tim Lingkungan di Jembatan Penggaron
Bahwa pada bulan Maret 2011 PT.Trans Marga Jateng telah melaksanakan identifikasi adanya perubahan kondisi Jembatan Penggaron yang terletak di ruang jalan tol Semarang – Solo km 20-21. Perubahan tersebut terindikasi karena adanya pergerakan tanah, sehingga terjadi erosi dan amblesan di sebelah kiri timur jembatan Penggaron.

Berdasarkan hasil survey lapangan sebelumnya diketahui bahwa erosi terjadi pada lereng-lereng bukit penggaron, dengan bukti adanya agregat tanah longsoran pada pier P-5 hingga Pier P6 pada tanggal 14 Mei 2011. Akibat dari pergerakan tanah tersebut pada tanggal 17 Mei 2011 timbul rekahan pada expansion joint di sisi kanan sebesar 2,0 cm. Beberapa dampak lanjutannya antara lain :

  1. Timbul pergerakan Pier P-4 menjadi 6,6 cm dan Pier P-6 menjadi 8,2 cm.
  2. Pada tanggal 26  Jauari 2014 terjadi kerusakan berupa retakanpenurunan tanah pada bidang sliding di luar ROW dan dibawah abudment-1 akibat adanya gempa di Kebumen dengan skala 5,5 skala righter.
  3.  Masih terjadi pergerakan tanah pada tahun 2015.

Oleh sebab itu diupayakan tindakan teknis dengan pengeprasan bukit dengan tujuan membersihkan area jembatan dari material debris, sekaligus untuk meningkatkan stabilitas lereng bukit di sisi jembatan.

Kegiatan ini tentunya akan berdampak berupa gangguan bagi masyarakat sekitar. Gangguan yang ditimbulkan dapat berupa debu, kebisingan, gangguan lalu lintas dan dampak sosial. Pada pembahasan kali ini adalah pada lingkup dampak sosial bagi masyarakat di sekitar jalan tol Semarang - Bawen KM 24 di Kelurahan Susukan Kecamatan Semarang Timur.




Pelaksanan Observasi Sosial 

a.    Lokasi Wawancara    : Kelurahan Susukan dan Desa Weringin Putih Kecamatan Ungaran Timur.
b.    Periode Observasi    : Oktober 2016
c.    Materi Wawancara    :
•    Kesempatan Kerja
•    Peluang Kerjasama
•    Pendapatan Masyarakat
•    Persepsi Penataan Lahan dengan penghijauan.
•    Gangguan Mobilisasi Alat
•    Gangguan Pengangkutan Tanah
•    Gangguan Pengeprasan
•    Gangguan Aliran Air
•    Gangguan Kebisingan
•    Gangguan Kesehatan.

Hasil Analisis Dampak Sosial

Wawancara dengan tokoh masyarakat kel. Susukan

 

-    Kesempatan kerja :


Selama kegiatan rekonstruksi jembatan penggaron, berdampak positif menyediakan kesempatan kerja bagi penduduk setempat maupun luar daerah dalam jumlah 100 orang pekerja kostruksi, 15 orang tenaga ahli. Namun demikian kesempatan kerja bagi penduduk desa sekitar bersifat pekerja kasar (operator, satpam, tukang bangunan,  misalnya operator alat berat, tukang batu. sopir dump truk, sopir mobil operasional).

-    Peluang kerjasama usaha bagi pengusaha lokal :


Dengan adanya kegiatan ini, terjalin kerjasama pengusaha nasional, terutama dalam wujud suplai material, rental alat berat, rental dump truk, suplai BBM, dan jasa survey. Pengusaha lokal berperan menyediakan material dan makanan serta sewa alat. Material lokal seperti batu dan pasir seluruhnya disuplay dari lokal.

-    Peningkatan Pendapatan :


Kegiatan rekonstruksi jembatan penggaron berdampak meningkatkan peningkatan/penghasilan bagi masyarakat sekitar lokasi proyek. Penghasilan diperoleh dari hasil penerimaan upah kerja dan bisnis kecil (usaha warung makanan, jasa laundry, hotel dan kontrakan rumah). Warung menyediakan makanan bagi pekerja dan karyawan di sekitar mess, laundry melayani karyawan, hotel umumnya melayani tamu proyek yang sedang berkunjung dari Jakarta. Sedangkan kontrakan rumah digunakan untuk kantor pelaksana dan konsultan bersifat sementara.


Peningkatan pendapatan responden (pekerja setempat), ditunjukkan dengan pernyataan bahwa sebelum bekerja di proyek jumlah penghasilan rata-rata Rp.2.000.000,- per bulan, setelah bekerja di proyek dalam 3 bulan berturut-turut  jumlah pendapatan meningkat menjadi Rp. 3.200.000,-/bulan. Hal ini disebabkan jumlah upah yang diberikan kepada tukang oleh kontraktor dianggap sangat memadai dibanding upah yang diterima sebelumnya sebagai buruh dan tukang bangunan di sekitar lokasi proyek.

-    Persepsi Penataan Lahan dengan penghijauan :


Beradasarkan wawancara langsung dengan tokoh masyarakat Kelurahan Susukan dan Weringin Putih, diperoleh persepsi bahwa rencana penataan lahan sekitar jembatan Penggaron melalui pengeprasan dianggap wajar oleh masyarakat untuk menanggulangi bahaya kerusakan konstruksi tiang jembatan.  Sedangkan rencana penanaman (penghijauan) mendapat dukungan positif dari warga dan pemerintah setempat. Bahkan ada yang sangat setuju bila dikelola untuk kawasan wisata.

-    Gangguan Mobilisasi Alat Berat :


Hasil wawancara dengan responden sebanyak 10 orang pengguna jalan tol secara acak menyatakan  lancar sebanyak 10 orang (100%), menyatakan Nyaman sebanyak 8 orang (80%) dan sebanyak 2 orang (20 %) menyatakan kurang nyaman.  Alasan kurang nyaman karena berjumpa dengan alat crane masuk area proyek, sehingga harus mengurangi kecepatan saat melintas di jalan tol antara K, 20-21. Gangguan tersebut dianggap sementara. Menurut 2 orang penduduk Kelurahan Susukan tidak ada gangguan yang menimbulkan kerugian karena alat kerja proyek tidak menggunakan jalur umum.

-    Gangguan Pengangkutan Tanah :


Berdasarkan wawancara dengan 10 orang penduduk sekitar proyek yang menlintas jalan tol antara km 20 hingga km 29, menyatakan tidak ada gangguan akibat lalu lintas pengangkutan tanah disposal.

-    Gangguan Pengeprasan :


Menurut penduduk yang bekerja sebagai petani penggarap lahan perhutani di sekitar area proyek, menyatakan tidak terganggu oleh aktivitas pengeprasan tanah di bukit.  Hal ini karena telah diberitahukan lebih awal oleh petugas proyek sebelum pekerjaan dimulai.

-    Gangguan Aliran Air :


Dari hasil wawancara dengan 5 orang penduduk Keluruhan Susukan, menyatakan tidak ada gangguan aliran air pada saat pekerjaan perbaikan jembatan. Demikian juga menurut pendapat 5 orang Desa Weringin Putih, menyatakan tidak ada gangguan aliran air akibat penempatan disposal. Bahkan merasa senang karena disekitar lokasikegiatan akan di buat Draenase dengan lebar 1,5 m dengan kedalaman 1 m. Berdasarkan pengamatan tim survey jarak sumber air tanah penduduk dengan tapak proyek lebih dari 50 m sehingga tidak dimungkinkan adanya gangguan lapisan aquiver.

-    Gangguan Kebisingan :


Dari hasil wawancara dengan penduduk sekitar perbaikan jembatan menyatakan tidak ada gangguan kebisingan dengan kegiatan alat berat yang digunakan karena jarak perumahan penduduk dengan perbaikan jembatan cukup jauh lebih kurang 150 meter. Hal ini diperkuat dengan hasil pengukuran tingkat bising di 3 titik masing masing yaitu : di tapak proyek tingkat kebisingan sebelum proyek dimulai sebesar 53,7 (dBA), pada saat kontruksi sebesar 60 (dBA). Sedangkan di pemukiman RT 05 RW 02 Kampung Siroto Kelurahan Susukan tingkat bising sebelum proyek 40,9 (dBA) dan di Beringin Putih sebesar 49,5 (dBA) hal tersebut membuktikan tingkat kebisingan mesin kendaraan bermotor yang digunakan proyek masih memenuhi standar Baku Mutu kebisingan menurut keputusan menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996.

-    Penyiapan Lahan :


Menurut pendapat masyarakat dan pengamatan dilapangan oleh Tim survey lokasi yang disiapkan terletak di kawasan hutan Penggarong dengan jenis vegetasi tanaman peneduh, tanaman tegalan, tanaman liar, misalnya Mahoni, Jati, Sengon, Puspa, Pinus, Bambu, Pisang, Ubi Kayu, Sukun, Talas, Alang alang, rumput Teki.

Di jumpai petani yang menanam pisang, talas dan ubi kayu. Petani tersebut menyatakan telah mendapat pengarahan oleh petugas dan merasa tidak terganggu, karena usaha petani tersebut bersifat sementara. 

Beberapa alasan responden menyatakan mendukung pelaksanaan kerja perbaikan jembatan jembatan adalah :
a.    Kontraktor telah melakukan sosialisasi kepada warga.
b.    Kontraktor terbukti memperhatikan penanganan limpasan air hujan
c.    Kontraktor melibatkan penduduk sekitar sebagai pekerja proyek
d.    Kontraktor tampak melakukan penyiraman debu
e.    Kontraktor telah meminta ijin penggunaan lahan untuk dilewati petugas dan warga
f.    Kontraktor telah memberikan konpensasi terhadap lahan yang sudah terlanjur ditanami penduduk
g.    Kontraktor bersama pemerakarsa telah mendapat ijin penataan lahan kawasan hutan penggaron


Kesimpulan


Dalam pelaksanaan pemeliharaan jalan tol Semarang Bawen yaitu dengan perbaikan jembatan penggaron tidak menimbulkan dampak sosial bagi masyarakat. Kontraktor dalam melaksanakan kegiatannya telah melakukan tahapan  sosialisasi pada masyarakat, mengelola dampak lingkungan disetiap kegiatan sehingga gangguan yang timbul dapat dikelola dengan baik.

Posting Komentar

0 Komentar